Love Cycle. Sebuah Playlist Dari Hati (Diikutsertakan dalam Perlombaan 'Susun Play List' Love Cycle Online Festival Gagasmedia)
15 Mei 2015,
Sunset di Pantai Kuta
Hai Pria Berkulit Gelap,
Apa kabarmu? Semua pekerjaanmu lancar kan? Maaf,
aku baru sempat menulis surat ini setelah liburanku ke beberapa negara kemarin.
Tentu kamu sudah tahu kemana saja aku berlibur. Dunia saat ini sudah canggih,
tak usah memberi kabarpun, orang-orang tahu dimana kita berada. Hari ini adalah hari
terakhirku di Bali yang aku pilih sebagai destinasi terakhir. Kenapa? Aku yakin
kamu akan berkata seperti itu, yah, karena esok aku akan melakukan perjalanan
panjang yang aku pun belum tahu rintangan seperti apa yang akan aku hadapi.
Di depanku
kini, sunset senja berwarna merah kekuningan membawaku mengingatmu saat pertama
kali kita duduk berdua di pasir pantai sambil menatap samudera diiringi
angin pantai yang begitu menusuk tulang, kamu dan aku bercerita tentang masa
depan.
“ Aku yakin, 5 atau 10 tahun lagi, kita berdua
datang kembali ke tempat ini, semuanya akan berbeda.” begitu katamu dengan
bijaknya. Aku hanya mengangguk saja karena sudah terpesona oleh wajahmu yang
bahagia itu.
Flashblack ke beberapa bulan sebelum kita berdua
berada di pantai itu, aku ingin bercerita tentang pertemuan kita yang sangat
berkesan bagiku. Kala itu, aku baru saja putus dari mantanku yang sudah
memacariku selama 2 tahun. Wajah mendung selalu menghiasi hari-hariku kemanapun
aku pergi, hampir semua teman-teman,sahabat, dan orangtua selalu menghiburku agar
aku harus move on. Semua hiburan itu hanya sebatas angin lewat tanpa terasa,
aku masih saja selalu mengingat dia. Hingga ketika aku sedang duduk sambil
membaca buku di ruangan perpus kampus, kamu tiba-tiba duduk tepat dihadapanku
dengan gaya santai lalu mengajakku ngobrol soal politik. Semula, aku tak
menghiraukan kicauanmu itu, tapi lama kelamaan kehadiranmu itu sangat
mengganggu ketenanganku, hingga untuk pertama kalinya aku melihat wajahmu dan
kamu memberikan senyuman yang indah yang pernah aku lihat. Deg. Hatiku goyah.
Seketika aku teringat lirik lagu Yura Yunita- Berawal Dari Tatap.
“ Berawal dari tatap, indah senyummu memikat,
memikat hatiku yang hampa lara. Senyum membawa tawa, tawa membawa cerita, cerita kasih indah tentang kita”.
Akhirnya kita pun berkenalan satu sama lain, lalu
berdiskusi tentang hal apapun. Aneh, baru beberapa menit yang lalu aku masih mengingat
masa lalu, kini aku bebas tertawa lepas dan lupa tentang luka hatiku. Saat itu
aku memproklamirkan pada diriku sendiri bahwa aku jatuh hati padamu, pria yang
bernama Reida.
“ Kau
membuatku bahagia, disaat hati ini terluka, kau membuatku tertawa, disaat hati
ini terbawa oleh cintamu untukku”.
Hei Reida,
Senja ini selalu mengingatkanku padamu, apakah kau
juga selalu ingat padaku ketika senja bergulir? Ketika perkenalan kita hari
itu, aku sudah bisa melebarkan senyum kepada semua orang. Mereka yang selama
menghiburku terheran-heran aneh, apa yang membuat aku berubah. Sstt, ini
rahasia. Aku tak pernah bercerita mengenai dirimu kepada mereka Rei, aku ingin
menyimpannya dalam hatiku saja. Kamu kembali
hadir di depanku dengan segala obrolan yang membuat aku tertawa lebar. Aku pun
memperkenalkan kamu kepada semua teman-temanku yang mencurigai bahwa kau adalah
penyebab perubahanku. Memang betul. Tentunya aku mengelak semua tuduhan itu.
Maaf Rei, aku berbohong. Semakin hari semakin hatiku goyah oleh senyumanmu,
obrolanmu, becandaamu, dan tatapanmu yang tajam kepadaku. Persis seperti lirik lagu Adera – Diantara Kita
ini.
“ Canda kita tetap sama, tawa kita tak berubah, namun ada yang berbeda
kurasakan itu, namun dari tatapan matamu, ada sesuatu diantara kita”.
Waktu itu
kita sudah berteman 2 bulan sejak perkenalan kita, dan aku semakin dibuat
penasaran olehmu karena perlakuanmu yang tak aku duga. Kamu ingat Rei, waktu
kamu kasih aku tumblr minumanmu di kantin kampus? Kamu bilang, biar aku ingat
harus selalu minum supaya tetap fresh. Lalu, kamu memberikanku note dan pulpen
agar aku selalu mencatat semua peristiwa penting dalam hidupku di note
tersebut. Ya, darimu aku disuruh belajar untuk menulis. Aku ketagihan dan
sampai sekarang aku ingin tetap menulis. Hingga hari itu tiba, saat kamu
mengajakku untuk makan malam romantis- menurutku- di sebuah bukit dengan
pemandangan kota yang cantik, kamu mengajakku untuk berjalan bersama sampai tua
kelak. Ya, aku akhirnya bisa move on
dari masa lalu dan aku ingin menjalani masa depan bersamamu Rei, sungguh aku
tidak akan bisa melupakan malam itu.
Hei Reida yang manis,
5 bulan,2 minggu,4 hari setelah malam romantis itu,
kita mulai melakukan destinasi berdua. Kita sama-sama menyukai pantai, dan
salah satu tempat favorit kita adalah ini pantai kuta yang sedang aku duduki. Menikmati
sunset berdua dengan alunan lagu romantis dan dua gelas wine serta catatan
harian yang wajib kita tulis setalah seharian berkelana. Aku tetap menulis di
note yang kamu kasih dan kamu Rei, sampai sekarang halamannya belum habis. Maafkan
aku kalau aku jarang menulis selama perjalananku kemarin. O ya Rei, aku ingat
kata-katamu ini saat kita menghabiskan waktu senja bersama.
“ Tak perlu lah semua orang di dunia ini tahu apa
yang yang terjadi diantara kita, aku malas menjadi terkenal. Cukup aku,kamu dan
Tuhan yang tahu betapa bahagianya kita jika bersama. It’s so simple darling”. Ucapmu
sambil memegang erat jemari-jemariku. Aku hanya menggangguk setuju dan
tersenyum menatap wajahmu yang selalu bahagia. Alunan lagu Bahagia Itu
Sederhana dari Wina & Abdul The Coffee Theory menjadi backsong kita.
“ Bahagia itu sederhana, hanya dengan melihat
senyummu, Ketika dunia seakan mengacuh
Kita bercanda tertawa bersama, sederhana. Bahagia
itu milik kita Aku raja dan engkau ratunya
Walau cuma kita berdua yang tahu, Aku dan kamu kita
berdua bahagia, sederhana “
Ah, kini matahari sudah bergantikan bulan dan
bintang yang tak kalah cantiknya dari senja. Seorang pelayan mengantarkan
Coffee Latte ke mejaku. O ya, aku sengaja memesan itu karena aku sedang
mengingatmu Rei, itu kopi kesukaanmu kan? Aku melihat dua manusia bule sedang
beradu mulut menggunakan bahasa pribumi mereka, walaupun angin pantai pada
petang ini cukup tinggi, namun suara mereka samar-samar aku mendengarnya. Oh tidak,
mereka sedang bertengkar Rei, kamu mau tahu apa yang mereka bicarakan? Oke aku
kasih tahu kamu setelah aku menghabiskan Coffee Latte mu itu dulu ya.
Hei Rei,
Wanita bule itu sedang memarahi si cowoknya yang
ternyata selingkuh dibelakangnya dan si Lelaki bule itu menyangkal semua
tuduhan si ceweknya. Tapi, wanita itu memberikan bukti-bukti yang menandakan
cowok nya itu telah selingkuh. Lelaki bule itu hanya menundukan kepalanya
karena malu hampir semua turis melihat kearah mereka, termasuk aku juga. Akhirnya
wanita itu pergi begitu tanpa berucap – mungkin aku yang tidak mendengarnya-
kita bikin tebak-tebakan Rei, apa yang wanita bule itu katakan? Apakah kalimat ‘
kita putus!’ atau ‘ aku ga mau liat kamu lagi, dan jangan pernah ganggu hidupku
lagi!’ mungkin salah satunya.
Rei, aku jadi teringat pertengkaran kita saat itu. Aku
tak tahu semua ini berawal, tapi seharian itu kamu tak ada kabar sama sekali.
SMS ku tak kau balas, Line, BBM, Whatsapp pun hanya kau read saja. Kamu tau
Rei, seharian aku resak karena kau tak memberiku kabar. Aku khawatir terjadi
sesuatu denganmu. Sehari,dua hari, seminggu sudah kamu menghilang bak ditelan
bumi. Selama itu pula aku mencarimu kemana-mana dan tak seorangpun tahu keberadaanmu,
dan selama itu aku galau karenamu. Tiba-tiba kamu muncul begitu saja
dihadapanku dengan wajah tanpa dosa tersenyum menyapaku. Kamu bilang sedang ada
urusan diluar kota sehingga tak sempat mengabariku. Bodohnya, aku tak marah
padamu dan aku lega karena kamu baik-baik saja. Kamu tahu Rei, waktu itu aku
ingin sekali memarahimu karena seminggu tak ada kabar. Senyumanmu itu yang
telah menggoyahkan hatiku sehingga niatku itu pun urung dilakukan. Hari
berikutnya pun kamu mulai melakukan hal itu kembali. Kali ini, lebih dari dua
minggu kau menghilang tak ada kabar. Aku pun sudah mulai disibukkan oleh
tugas-tugas kuliah sehingga aku sedikit bisa mengurangi kegalauanku karenamu. Hingga,
aku baru tahu dari media sosial bahwa kau selama ini sedang berlibur bersama
teman-temanmu dan aku melihat seorang wanita dengan mesranya merangkul badanmu
yang tinggi dan tegap. Seketika perasaanku berantakan dan berkeping-keping
mengetahui kau telah membohongiku. Rei, aku terluka lagi.
Aku telah memintamu untuk bertemu berdua dan
meluruskan permasalah itu, tapi kamu selalu saja ada alasan yang membuatku
semakin terluka lagi. Aku tahu kamu menghindar dariku, tapi aku juga perlu
jawaban dan kepastian mengapa kamu melakukan itu. Hingga suatu hari, kamu
datang menemuiku dengan raut wajah yang tak kukenal, senyummu yang membuat
hatiku goyah kini sudah tak ada lagi. Semua pertanyaan-pertanyaanku padamu
dijawab dengan singkatnya olehmu, kau hanya berucap “ Hubungan kita ini sudah
tidak bisa untuk diteruskan, kita sudah berbeda. Duniaku tak akan bisa kamu
pahami,begitupun dengan ku yang tak bisa memahami duniamu.” Aku teringat lirik lagu milik Isyana Sarasvti
yang Tetap Dalam Jiwa ini setelah kau mengucapkan itu Rei.
“Tak pernah terbayang akan menjadi seperti ini pada
akhirnya, semua waktu yang pernah kita lewati bersamanya telah hilang dan sirna. Hitam putih berlalu, janji kita menunggu, tapi kita tak mampu”
Rei, aku merasakan kilatan petir itu menyambarku
disaat cuaca sedang terik. Aku menjadi patung yang tak bisa berucap setelah
mendengar ucapanmu itu. Aku hanya menangis karena kembali terluka oleh cinta.
Seminggu setelah kau mengucapkan itu, wajahku kembali mendung dan tertawa getir
mengingat singkatnya perjalanan cinta kita.
“Bila memang harus berpisah,aku akan tetap setia,bila
memang ini ujungnya kau kan tetap ada didalam jiwa”
Mungkin ini lirik yang
mampu menggambarkan keadaanku, walaupun kamu hadir dalam hidupku hanya
sementara, tapi kamu tak akan pernah aku lupa sampai kapanpun.
Hei Rei,
Aku tak ingin lama-lama terpuruk dalam luka, aku
memutuskan untuk melakukan destinasi seorang diri ke tempat-tempat yang belum
pernah aku singgahi. Ini untuk pertama kalinya aku bepergian seorang diri tanpa
panduan sama sekali. Setiap perjalanan terkadang aku tulis dalam note
pemberianmu itu lalu aku psoting juga foto-foto di akun media sosialku juga,
supaya kamu bisa melihat kemana saja aku berlibur. Mungkin lebih tepatnya aku
ingin kamu melihat aku tidak selalu terpuruk dan galau karenamu. aku bisa
membuktikan bahwa setelah hubungan kita berakhir, aku bisa bahagia. Aku harus
bisa move on dari kamu Rei. Harus.
Rei, sejauh apapun aku berjalan dari satu negara ke
negara lain, dari benua Asia hingga Eropa, aku selalu ingat sama kamu. Aku teringat
mimpi-mimpi kita untuk bisa pergi keliling dunia bersama. Kenyataannya sekarang
adalah aku berkelana sendirian, tanpamu Rei. Ya, aku gagal untuk melupakanmu dalam
ingatanku dan luka ini. dalam sebuah perjalanan pulang menuju Indonesia, aku
mendengar lagu Gagal Bersembunyi- nya The Rain yang membuatku tersentuh.
“ Kupikir aku berhasil melupakanmu,
berani-beraninya kenangan itu datang tersenyum. Meskipun jalan kita tak betemu, tapi tetap indah bagiku, semoga juga bagimu.”
Iya, aku cuma rindu kenangan kita Rei, tidak lebih
dari itu. Aku tahu kamu telah bahagia dengan duniamu yang katamu aku tak bisa
pahami. Aku pun harus bahagia dengan caraku sendiri. Kamu tidak geer kan Rei, aku cuma
meminjam kenangan kita saja. Walau sakit dan luka ini belum sembuh, tapi aku
menikmati ini semua karena setiap perjalanan cinta tanpa rasa sakit tak akan
mampu mendewasakan kita untuk menjalin hubungan yang baru lagi. Terima kasih
untuk pengalaman yang telah kau beri untuk kisah cintaku Rei.
“Kau tahu aku merelekanmu, aku cuma rindu, itu saja”
Malam Hari di Pantai Kuta,
Benar ucapanmu Rei, sejak aku meginjakkan kakiku
ini kembali ke pantai ini, semua sudah berbeda sejak terkahir kita kesini. Bedanya
sudah sangat jelas, kita tak lagi bersama. Tapi kenangan-kenangan itu masih
sama dan akan selalu sama sampai kapanpun hingga akhir waktu tak berdetak lagi.
Ah, aku jadi teringat lagu Hingga Akhir Waktu – Gita Gutawa.
“ Ku coba untuk melawan hati, tapi hampa terasa disini tanpamu. bagiku
semua sangat berarti lagi, ku ingin kau disini tepiskan sepiku bersamamu”
Aku ingin bercerita kepadamu walaupun kita memang ditakdirkan
tak bisa bersama, tapi sampai kapanpun kau tetap Reida yang pernah mengisi
kekosongan hatiku dalam waktu yang sangat singkat. Waktu tak bisa kita putar
kembali pada saat itu, yang perlu kita lakukan sekarang adalah bagaimana
mengambil hikmah dari semua peristiwa dimasa lalu. O ya, kamu pasti penasaran
kan Rei, mengapa besok adalah hari baru bagiku untuk destinasi panjangku? Karena
tulisan ini adalah tulisan terakhir di halaman terakhir dalam note pemberianmu
yang berisikan perjalanan ku denganmu. Esok aku akan menulis pada buku yang
baru dan cerita baru dengan lembaran-lembaran yang berwarna, tentunya tak akan
lagi aku menyapamu dan bercerita tentangmu lagi Rei. Terima kasih Reida, telah
membuat hatiku retak berkeping-keping sehingga butuh waktu lama untuk
menyusunnya lagi menjadi utuh. Sekuat apapun aku memimpikanmu untuk berada
disisiku lagi, sekuat itu pula logikaku berkata sampai akhir waktu kita tak
akan bisa bersama lagi, aku tidak ingin terluka lagi oleh orang yang sama.
Hei Rei,
Sampai sini saja ya tulisanku ini akhiri, doakan
saja semoga saja keretakan hati itu segera tersusun utuh lagi dan tak akan
retak kembali. O ya, baru saja ada yang memanggilku untuk segera ke hotel
karena ini sudah waktunya makan malam. Kamu tahu siapa yang memanggilku? Ya,
dia adalah mantanku yang telah aku pacari selama 2 tahun itu. Kami tak sengaja
bertemu di Pantai Kuta ini Rei, apakah itu pertanda bahwa kami itu hmm,.... ah,
aku tidak ingin patah hati laagi untuk kesekian kalinya. Kami hanya sedang
bersilaturahmi saja karena esok ia akan menikah dengan perempuan cantik
idamannya.
With
Love,
wanita yang belum sembuh lukanya
Love Cycle Playlist
1. Cinta Pertama - Berawal Dari Tatap by Yura Yunita
2. PDKT - Diantara Kita by Adera
3. Pacaran- Bahagia Itu Sederhana by Wina Natalia ft Abdul The Coffee Theory
4. Patah Hati - Tetap Dalam Jiwa by Isyana Sarasvati
5. Move On - Gagal Bersembunyi by The Rain
6. Komitmen - Hingga Akhir Waktu by Gita Gutawa
#TimPatahHati #LoveCycle - I Miss You, I Have to Forget You
Komentar
Great stor, , Suka!!
#TimPatahHati
#LoveCycle
#TimPatahHati #LoveCycle