Postingan

Dongengku (Part 2)

Masih dengan khayalanku tentang kamu jika pada akhirnya kita akan bersama betapa indahnya hari-hari itu. namun, kini aku sedang menikmati masa-masa rasa ini cukup terpendam lama di relung hatiku paling dalam untuk mencintaimu. Jika ada orang yang bertanya apakah aku masih mempunyai rasa untukmu pasti jawaban yang keluar dari mulutku adalah Iya. Bisa dibilang, sampai kapanpun rasa ini untukmu tidak akan pernah pudar. Kita masih dalam satu langit yang sama dan masih berpijak di bumi yang sama, aku berharap sekarang, esok, lusa sampai batas waktu yang tak ditentukan, semoga Tuhan kita menyatukan tali kasih kita dalam sebuah ikatan halal. Aku ingin dongeng yang aku buat ini bisa menjadi kenyataan dan bukan hanya ‘dongeng’ saja.

Dongengku (Part 1)

“ Kamu adalah ketidakmungkinanku yang selalu aku sebut dalam setiap doa dan sujudku ” Aku mengenalmu sejak 6 tahun yang lalu secara tak sengaja, rasa itu tumbuh secara tidak sengja pula, diawali dengan rasa kagum akan kewibawaan dan kecerdasanmu kemudian berubah menjadi suka dan rasa ingin memiliki. Kotak imajinasiku mulai terbuka, dongeng antara aku dan kamu pun mulai mengembara. Aku ingin menjadi makmum mu yang kemudian engkau menjadi imamku. Aku tak tau keyakinan itu datang darimana, tapi aku berusah semoga dongengku menjadi kenyataan.  Khayalanku dimulai bagaimana kita bertemu kembali, lalu bercerita tentang diri masing-masing, singkat cerita kau pun memiliki rasa kepadaku dan kita pun menjadi dekat. Kemudian kita menjadi satu dalam sebuah ikatan suci dan aku membayangkan bagaimana suasana ketika kau mengucapkan ijab dan bagaimana kita berdua bersanding di singgasana. Aku pun sudah mempunyai nama bagi anak-anak kita. Akhir cerita kita berdua bahagia selamanya. Aku yakin ka

Pergumulan Hati

25. Angka yang menarik, tapi ternyata menyimpan banyak misteri didalamnya. Bagiku, pertanyaan-pertanyaan para sahabat dan kerabat yang datang bertubi-tubi membuatku seketika gagu karena tidak tahu harus menjawab apa. Stop This!!! Ucapan yang seringkali berulang ketika ada yang sedang berbahagia karena sedang menyambut hari kelahirannya adalah “Semoga sukses selalu, Semoga sehat selalu, Semoga dapat jodoh, Semoga cepat dihalalin, Semoga… Semoga….” Begitulah beberapa diantaranya. Jujur. AKU TIDAK TERLALU MENYUKAINYA. Bukan berarti aku menolak di doakan hal-hal yang baik. Setiap doa adalah pasti akan aku amiiiinkan. Lalu, kenapa menolak?? Aku pikir semuanya hanyalah basa-basi yang memuakkan. Kenapa? Mereka yang kebetulan hanya kenal denganku tanpa terlalu tahu bagaimana aku yang selalu mengucapkan hal-hal yang bersifat sementara. Hanya mereka yang benar-benar dekat dengankulah yang selalu mendoakan apa yang menjadi kebutuhanku setiap hari tanpa harus ada peray

Last Candle Light

Sepi, sendiri. Itulah yang mampu ku gambarkan kehidupanku sekarang. Setelah putus dengannya yang selalu memberi warna pada kehidupanku, kini menjadi gelap seketika. Ini adalah keputusan kita untuk berpisah. Tak cocok? Kami tak memusingkan persoalan yang muncul mengapa kami berpisah. Ia pergi karena tugas dan cita-cita. Mimpi terkadang mampu mengalahkan cinta. Aku hanya mengiyakan. Malam ini tak seperti pada malam-malam sebelumnya. Tak ada yang mampu membuatku ingin selalu bangun pagi keesokkan harinya untuk bertemu dia. Sekarang yang ada hanya langit malam yang gelap tanpa cahaya . Mungkin langit tahu suasana hatiku yang sedang kelam . Lampu-lampu temaram jalanan terlihat seperti lilin kecil dihapadanku. Candle light dinner versiku. Aku sengaja mematikan lampu kamar dan duduk di dekat jendela apartemenku . Aku pasang lagu romantis dari ipad ku. Tak lupa roti bakar selai kacang kesukaannya ada di tanganku. Dalam sekejap aku merasakan suasana romantis namun miris bila melihat ke

Cinta Pertama

Gambar
Kepada YTH: Cinta Pertamaku Di mana pun kau berada Aku mencintaimu dulu,kini,dan nanti Ketika orang lain mengenal cinta pertamanya sejak anak-anak atau remaja, aku mengenal cinta pertamaku ketika aku membuka mata untuk pertama kalinya di dunia ini. Kau memelukku dengan hangat di iringi nyanyian pengantar tidur untuk ku. Sekilas wajahmu teduh dan memancarkan aura kebahagian yang tak tergambar oleh kata-kata. Senyummu tulus memberikan ketenangan dalam setiap langkahku. Sejak itu aku telah jatuh hati padamu setiap detik, menit, jam, hari, bulan, tahun hingga matahari akan terbit dari arah barat. Sejak kecil kau dan aku tak terpisahkan, kemana pun engkau pergi aku pasti selalu mengikutimu dari belakang. Aku selalu mengganggumu ketika kau sedang asyik dengan duniamu hanya untuk sekedar bermain sepeda. Aku yang selalu merengek memintamu untuk pergi jalan-jalan sore diakhir bulan. Aku juga tahu kalau kau sangat mencintaiku meski tak pernah kau ucapkan kata cinta. Be

Ekskul

Namanya Theo. Bukan theodoran yang sering dipake diketek kalau lagi bau badan (oh, itu deodoran). Bukan juga theopong yang sering buat ngamatin bintang ( ihh, itu teropong -_-). Anak teater sekolah yang punya gaya bad boy , kalau lagi pas ga ada guru bajunya ga pernah dimasukin ke celana dan kalau lagi lewat ke gerombolan anak cewek sering ngibasin poninya ala-ala justin bieber. Sebagai anak kelas 10 SMA yang baru banget di MOS, kita semua diwajibkan memilih ekskul yang harus diikuti. Sebagai abege ababil abad ke- 21, gue pun bingung memilih ekskul apa yang cocok dengan kepribadian gue. Ada OSIS, Karate, PMR, Pramuka, Paskibra, Teater, Seni Musik dan seabreg ekskul yang terdaftar di cacatan TU sekolah gue (oke, ini gue ga ada kerjaan banget). Gue itu orangnya ekspresif (kata temen gue sih) makanya gue milih ekskul yang mampu mengembangkan kemampuan gue itu supaya terasah dan menjadi suatu keahlian yang bakal gue cantumin di CV disaat ngelamar kerja, yup gue milih PMR sebagai eksku

Love Cycle. Sebuah Playlist Dari Hati (Diikutsertakan dalam Perlombaan 'Susun Play List' Love Cycle Online Festival Gagasmedia)

Gambar
15 Mei 2015, Sunset di Pantai Kuta Hai Pria Berkulit Gelap, Apa kabarmu? Semua pekerjaanmu lancar kan? Maaf, aku baru sempat menulis surat ini setelah liburanku ke beberapa negara kemarin. Tentu kamu sudah tahu kemana saja aku berlibur. Dunia saat ini sudah canggih, tak usah memberi kabarpun, orang-orang tahu dimana kita berada. Hari ini adalah hari terakhirku di Bali yang aku pilih sebagai destinasi terakhir. Kenapa? Aku yakin kamu akan berkata seperti itu, yah, karena esok aku akan melakukan perjalanan panjang yang aku pun belum tahu rintangan seperti apa yang akan aku hadapi.   Di depanku kini, sunset senja berwarna merah kekuningan membawaku mengingatmu saat pertama kali kita duduk berdua di pasir pantai sambil menatap samudera diiringi angin pantai yang begitu menusuk tulang, kamu dan aku bercerita tentang masa depan. “ Aku yakin, 5 atau 10 tahun lagi, kita berdua datang kembali ke tempat ini, semuanya akan berbeda.” begitu katamu dengan bijaknya. Aku hanya meng