Ekskul
Namanya Theo. Bukan theodoran yang sering dipake diketek kalau lagi
bau badan (oh, itu deodoran). Bukan juga theopong yang sering buat ngamatin
bintang ( ihh, itu teropong -_-). Anak teater sekolah yang punya gaya bad
boy, kalau lagi pas ga ada guru bajunya ga pernah dimasukin ke celana dan
kalau lagi lewat ke gerombolan anak cewek sering ngibasin poninya ala-ala
justin bieber.
Sebagai anak kelas 10 SMA yang baru banget di MOS, kita semua
diwajibkan memilih ekskul yang harus diikuti. Sebagai abege ababil abad
ke- 21, gue pun bingung memilih ekskul apa yang cocok dengan kepribadian gue.
Ada OSIS, Karate, PMR, Pramuka, Paskibra, Teater, Seni Musik dan seabreg ekskul
yang terdaftar di cacatan TU sekolah gue (oke, ini gue ga ada kerjaan banget). Gue
itu orangnya ekspresif (kata temen gue sih) makanya gue milih ekskul yang mampu
mengembangkan kemampuan gue itu supaya terasah dan menjadi suatu keahlian yang
bakal gue cantumin di CV disaat ngelamar kerja, yup gue milih PMR
sebagai ekskul yang gue ikutin. Alesannya? Gue suka nolong orang. Pernah suatu
hari, ada temen gue yang lagi kebingungan nyari sesuatu di bawah mejanya sambil
jongkok, gue samperin dan ikut bantu nyari juga tanpa bicara (gue orangnya ga
suka basa basi). Temen gue malah ngeliat gue dengan tatapan kaget dan bingung.
“ Elo lagi ngapain ikutan jongkok juga?” kata temen gue
“ Gue mau nolong elo,bro!” balas gue sambil mencari ‘barang’
dia yang hilang
“ Elo mau nolong apaan?” tanya temen gue itu
“ Yaellah bro, gue nolong lo tanpa pamrih kok, selow aja ya! Barang
apa yang lagi lo cari, bro?”
“ Gue lagi ga nyari barang, gue lagi nahan boker dari tadi.”
“ -_- “
Back to topic, gue pun milih
teater sebagai pelabuhan hati gue dalam memilih ekskul. Kenapa ganti? Karena gue
ngeliat Theo pertama kali yang keren, ganteng, meskipun bad boy ( yang
bilang bad boy itu senior-senior cewek gue yang sering di-PHP in sama
dia) gue percaya kalau dia itu baik. Damn, gue langsung suka sama Theo
sejak pandangan pertama. Oke, gue harus masuk ekskul teater bagaimanapun caranya
(zoom in zoom out kayak di sinetron).
Saat gue daftar jadi anggota ekskul teater, gue langsung berhadapan
sama Theo di meja pendaftaran. Oh My God (gaya stiker line Syahrini), gue ga
siap buat ketemu dia. Tangan gue basah, keringet dingin gue keluar, kebelet
pipis, laper juga, mata gue kunang-kunang, oke fix gue kena hipoglikemi*
bukan karena Theo. Sebagai murid baru, gue cuma bisa senyum-senyum aja pas mata
dia sama mata gue bertemu (it’s so drama).
“ Namanya siapa?” Tanya Theo. Gue masih menatap matanya, tapi mulut
gue malah terbuka lebar.
“ Hah, saya?” gue nunjuk diri sendiri. (sok bego luuuu...)
“ Kamu, iya, kamuuu... namanya siapa?” sekarang gantian Theo nunjuk
ke gue.
“ Saya...saya... “ otak sama mulut gue bener-bener ga sinkron di
hadapan Theo. Duh, masa baru gini aja gue udah grogi sih, gimana kalau nanti
kita pacaran,tunangan, terus nikah, terus .... (terusin sendiri aja ya, gue ga
ngebayangin soalnya).
“ Oh, kamu Tami ya?” Duarrr. Itu suara balon meletus di kantin
sebelah, bunyinya kedengaran sampe meja pendaftaran. Bukan gue yang kena
geledek kok. Gue seneng bukan main karena dia tahu nama gue. Udah gue duga
diawal, dia ternyata ngincer gue, hehe..
“ Kok tahu?” tanya gue penasaran. Degup jantung gue berirama sangat
cepat dari biasanya. Gue deg-degan.
“ Itu, ada name tag kamu di baju kamu” gue cuma senyum getir denger
pernyataannya.
“ Apa motivasi kamu ikut ekskul teater ini?” Theo melanjutkan
interviewnya ke gue.
Tanpa perlu dirangkai sebanyak apapun kalau alasannya cuma kamu. Gue
menjawab dengan puitis di dalam hati.
“ Saya ingin jadi aktris” wohoo jawaban diplomatis menurut gue.
“ Hmm bagus, selain itu apa lagi?” Ya Tuhan, alasan gue masuk
teater karena elo Theo. Budeg ya lo! Umpat gue cuma sebatas di dalam hati.
“ Ga ada” jawab gue singkat karena keburu gue haus pake banget
habis teriak-teriak didalam hati barusan.
“ Sekarang, gue tes kemampuan elo berakting.” Tantang Theo ke gue. Gampanglah
cuma tes beginian, gue jago kalau disuruh akting apalagi akting bohong sama
bokap nyokap (yang ini jangan ditiru, harus dilakukan oleh yang profesional).
Gue pun di tes akting nangis,marah,bahagia,senang,dengki jadi satu
kesatuan. Alhasil muka gue yang tadinya di depan Theo sok imut-imut gitu
layaknya princess berubah total menjadi muka yang abstrak karena tarikan
otot-otot wajah yang meregang. Oke fix, gue jadi ga cantik lagi.
“ Yak, stop. Terima kasih untuk waktunya, tunggu minggu depan buat
liat hasil pengumumannya ya” oohhh, itu lama banget bagi gue biar bisa ketemu
dia lagi. Gue belum sempet minta no hape dia, pin bb nya, akun twitternya,
alamat rumahnya, nama bapak ibunya, jenis kelaminnya, hewan
peliharannya, dan semua tentang dia. Tapi gue harus sabar buat nunggu ketemu Theo
minggu depan. Semoga aja Theo makin ganteng, dan makin sadar kalau ada cewek
cantik dan imut yang suka sama dia.
*hipoglikemi : keadaan dimana seseorang memiliki kadar gula darah
dibawah normal ditandai dengan pusing,keringat dingin,gelisah dan wajah pucat. Pengobatannya
dengan meminum air gula atau makan makanan yang manis untuk menormalkan kembali
gula darah.
Komentar